Phenomen ini menunjukkan bahwa karakteristik pembuluh-pembuluh darahdidaerah iskemi juga menunjukkan perubahan terhadap co2 dan ini dinamakan"paradoxic reaction" dari pembuluh otak terhadap co2 karena iskemi. Hal inimungkin menerangkan sebagian dari kegagalan vasodilator co2 pada pengobatan penderita-penderita CVD. Demikian pula peristiwa "intracerebral steal" pada percobaan binatang, telah pula dilaporkan terjadi pada penderita-penderita cvD (Meyer 1970 danPaulson, 1972) pada pembedan dengan CO2 5% dan pemberian papaverine intravena.
Telah diketahui bahwa di Amerika Serikat, penyakit serebrovaskuler merupakan pembawa kematian nomor tiga, setelah kanker dan penyakit jantung. Angka mortalitasdi negara itu adalah sekitar 170 orang per 100.000 penduduk (Goldberg dan Kurland,le62).Angka-angka di negara-negara lainnya kesemuanya hampir menunjukkan obat penyakit gula yang ampuh angka diatas 100 per 100.000 penduduk. Dibawah usia 45 tahun, angka mortalistas ini sangatrendah (negligible) dan menaik setelah usia ini sampai usia 85 tahun.untuk mengetahui berapa morbiditas yang sejelas-jelasnya dari penyakitserebrovaskuler ini, telah dipelajari timbulnya pada sejumlah sample penduduktertentu, yang sebelumnya bebas dari penyakit-penyakit atau setidak-tidaknya daripenyakit yang paling erat berhubungan dengan serebrovaskuler.
Kesukaran dari studisemacam ini dapat dimengerti, sebab misalnya pada penentuan angka kematian makapencatatan serta diagnosa yang tepat diperlukan terutama pada mereka yang meninggaldiluar rumah sakit. Dalam literatur ada beberapa studi yang telah dilaporkan, a.l.Framingham study yang memberikan angka 1.5 kasus per 1.000 per tahun. Dalamstudy ini dilaporkan bahwa thrombosis cerebri terladi 63Vo, embolia cerebi lSVo,perdarahan subarachnoid l87o dan perdarahan intracerebral 4%. stndy lain yangdilaporkan oleh Kurland et al. (1969) adalah di Rochester, Mianesota. Dari datadatapendahuluan yang dilaporkan ternyata bahwa infark cerebral terjadi antara 50-6OVo,perdarahan cerebral 35Vo dar. antara 5-15%: kausa takjelas.
Pada studystudy ini dapatdisimpulkan bahwa perbandingan antara cerebral infark dengan perdarahan adalahantara 4;1. Data untuk Indonesia belum ada yang melingkupi daerah yang luas, tapiAndradi dan Misbach (1970) melaporkan frekwensi 7,6% dai seluruh kasus neurologikyang dirawat di RSTM dalam tahun 1969. Dari jumlah ini maka termasuk golonganinfark adalah 59,6%, emboli otak ada 2,lVo', perdarahan otak 27,6Vo dan perdarahansubarachnoid 3,27o. Sedangkan Santoso dkk. (1975) mempelajari frekwensi penderitayang sama pada periode 197 l-1972 dan mendapatkan angkaangka 59,2% untukthrombosis/infark cerebri, emboli otak sebanyak 2,6%, perdarahan intracerebral 32,747odan perdarahan subarachnoid ada 3,58%.
Telah diketahui bahwa di Amerika Serikat, penyakit serebrovaskuler merupakan pembawa kematian nomor tiga, setelah kanker dan penyakit jantung. Angka mortalitasdi negara itu adalah sekitar 170 orang per 100.000 penduduk (Goldberg dan Kurland,le62).Angka-angka di negara-negara lainnya kesemuanya hampir menunjukkan obat penyakit gula yang ampuh angka diatas 100 per 100.000 penduduk. Dibawah usia 45 tahun, angka mortalistas ini sangatrendah (negligible) dan menaik setelah usia ini sampai usia 85 tahun.untuk mengetahui berapa morbiditas yang sejelas-jelasnya dari penyakitserebrovaskuler ini, telah dipelajari timbulnya pada sejumlah sample penduduktertentu, yang sebelumnya bebas dari penyakit-penyakit atau setidak-tidaknya daripenyakit yang paling erat berhubungan dengan serebrovaskuler.
Kesukaran dari studisemacam ini dapat dimengerti, sebab misalnya pada penentuan angka kematian makapencatatan serta diagnosa yang tepat diperlukan terutama pada mereka yang meninggaldiluar rumah sakit. Dalam literatur ada beberapa studi yang telah dilaporkan, a.l.Framingham study yang memberikan angka 1.5 kasus per 1.000 per tahun. Dalamstudy ini dilaporkan bahwa thrombosis cerebri terladi 63Vo, embolia cerebi lSVo,perdarahan subarachnoid l87o dan perdarahan intracerebral 4%. stndy lain yangdilaporkan oleh Kurland et al. (1969) adalah di Rochester, Mianesota. Dari datadatapendahuluan yang dilaporkan ternyata bahwa infark cerebral terjadi antara 50-6OVo,perdarahan cerebral 35Vo dar. antara 5-15%: kausa takjelas.
Pada studystudy ini dapatdisimpulkan bahwa perbandingan antara cerebral infark dengan perdarahan adalahantara 4;1. Data untuk Indonesia belum ada yang melingkupi daerah yang luas, tapiAndradi dan Misbach (1970) melaporkan frekwensi 7,6% dai seluruh kasus neurologikyang dirawat di RSTM dalam tahun 1969. Dari jumlah ini maka termasuk golonganinfark adalah 59,6%, emboli otak ada 2,lVo', perdarahan otak 27,6Vo dan perdarahansubarachnoid 3,27o. Sedangkan Santoso dkk. (1975) mempelajari frekwensi penderitayang sama pada periode 197 l-1972 dan mendapatkan angkaangka 59,2% untukthrombosis/infark cerebri, emboli otak sebanyak 2,6%, perdarahan intracerebral 32,747odan perdarahan subarachnoid ada 3,58%.